Sunday, December 28, 2008

PIta 12 "Kita Bekerja Terbaik Jika Di Bawah Tekanan"

Banyak di antara kita percaya bahwa kita dapat melakuan pekerjaan kita sebaik-baiknya apabila kita berada dibawah tekanan. Namun, pengamatan yang lebih dekat lagi pada umumnya menunjukkan bahwa ini jenis pemikiran khayalan yang dipergunakan mereka yang berusaha untuk membenarkan kemalasan.

Penalarannya sebagai berikut: "Karena saya dapat bekerja keras bila benar-benar memperoleh tekanan, maka saya akan tunggu sampai menit-menit terakhir. Ini benar-benar mempengaruhi kejiwaan diri saya. Kemudian saya akan menyalakan semangat saya, berusaha sekuat mungkin dan melakukan pekerjaan sebaik-baiknya".
Ini benar-benar merupakan suatu bentuk penipuan diri yang hebat tetapi yang lazim terjadi.

Bila tetap ada, tidak banyak sebenarnya di antara kita yang pernah melakukan suatu pekerjaan yang baik dibawah tekanan, apapun yang akan kita percayai. Di masa mendatang, sebelum anda menempatkan diri dibawah tekanan, hendaknya anda mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akibat yang berikut ini :

Pertama, bila anda terpaksa harus bekerja dengan kecepatan yang dipertinggi, kegiatan itu juga akan meningkatkan kemungkinan-kemungkinan melakukan kesalahan-kesalahan. Dan bila anda benar-benar melakukan kekeliruan yang gawat, mungkin anda tidak mempunyai waktu untuk memperbaikinya.

Kedua, keadaan-keadaan dibawah tekanan akan menjadikan anda tidak kebal tehadap Hukum Murphy :

"Tidak ada sesuatu yang mudah seperti apa yang terlihat. Segala sesuatunya membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diharapkan. Dan bila apapun juga mendapat kesalahan, anda juga dapat berbuat salah, justru mungkin pada saat-saat yang paling buruk"

Sesuatu yang sangat mendesak dan penting mungkin akan muncul dan merampas waktu anda yang berharga yang hanya sedikit tersebut dan yang telah anda sediakan untuk melakukan pekerjaan. Anda menunggu sampai malam untuk membuat laporan penting untuk pemimpin anda, dan kemudian atap rumah mulai bocor, atau isteri anda sedang menderita sakit, atau mesin tulisnya rusak. Sebagai akibatnya, anda mengakhiri malam itu tanpa berbuat apapun juga atau berbuat secara serampangan sehingga anda terpaksa harus mengulanginya sekali lagi. Bila anda tidak mempunyai waktu untuk mengerjakannya dengan benar pada saat yang pertama, di manakah anda mencari waktu untuk mengerjakannya lagi?.

Ketiga, seandainya semuanya berjalan dengan baik dan anda benar-benar dapat berbuat banyak dalam waktu yang singkat, hal ini hanya berarti anda mampu mengetahui cara untuk menjadi efektif, tetapi jangan memilih melakukan hal ini kecuali anda berada di bawah tekanan. Anda telah menipu diri anda sendiri dengan kegagalan anda untuk menjadi lebih mampu dari potensi yang sebenarnya anda miliki. Demikian kata-kata Linus, "Tidak ada beban yang lebih berat dari pada potensi yang besar".

Akhirnya, bila anda tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tetapi sebenarnya dapat melakukannya dengan memulainya lebih awal, mungkin anda akan kehilangan kepercayaan dan kehormatan diri.

Pita 11 "Keadilan bagi Semua"

Kita sering mendengar tentang keadilan. Guru-guru, pemerintah-pemerintah, para pengacara, para polisi, para politisi dan para rohaniwan, semuanya meneriakkan keadilan. Ini mirip sifat keibuan.

Siapa yang menentangnya? Namun, pada kenyataannya tetap saja bahwa dunia ini bukan merupakan dunia yang adil. Kehidupan itu tidak jujur dan tidak akan pernah menjadi jujur. Seringkali kehidupan itu sulit bagi kita. Anda melakukan pekerjaan dan orang lain yang memperoleh hasilnya. Ini tidak jujur. Seseorang mendapatkan promosi karena karena dia lebih bersahabat dengan pimpinan. Ini tidak jujur. Pimpinan anda marah, Anda dipermasalahkan dan anda dipecat. Ini tidak jujur. Anda berkerja dua kali lebih giat dari pada tetangga anda dan dua kali lebih gesit, namun anda memperoleh gaji setengahnya. Ini tidak jujur. Kemungkinan untuk terjadinya ketidak-jujuran adalah tidak terbatas.

Hidup tidak berhutang apapun pada kita. Namun kita bertingkah laku seolah-olah kita telah menanda-tangani sebuah kontrak sebelum lahir, yang menjamin kita tentang adanya kejujuran. Bila ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan kehendak kita, kita membuang sejumlah besar waktu dan enerji untuk mengeluhkan ketidak-adilan yang terjadi dan yang diperlakukan terhadap kita.
"Itu tidak jujur!"
"Saya ditekan"
"Kalau saja ini bukan untuk mereka!"
"Apakah saya boleh melakukan sesuatu untuk anda?"
"Saya telah mendapatkan hal-hal yang buruk"


Lebih buruk lagi, banyak diantara kita yang telah mempergunakan situasi adanya ketidakadilan itu sebagai alasan untuk keluar dari persoalan. Apakah gunanya selalu berusaha bila hidup tidak berarti apa-apa kecuali kesempatan-kesempatan yang selalu buruk? Maka, sebagai tambahan atas keborosan waktu terhadap kemalangan-kemalangan masa lampau, kita memberi pukulan kedua pada diri kita sendiri dengan membiarkan untuk tidak mampu mengerahkan diri. Kita hanya menyerah saja.

Kisah keadilan diatasi dengan menyatakan kenyataan bahwa keadilan itu tidak ada. Keadilan, seperti halnya dengan keindahan, hanya berada di mata si penonton.

Bila nasib tidak ramah pada anda, terimalah kemalangan tersebut sebagai apa adanya dan putuskan untuk mempelajari sesuatu dari kemalangan tersebut yang akan memberi pelajaran pada anda untuk masa mendatang. Selanjutnya, bergegaslah untuk kembali pada usaha-usaha hidup selanjutnya, nikmatilah dan capailah. Dengan membiarkan diri anda menjadi tidak mampu mengerahkan diri dan berkubang diri dalam penyesalan, bukan merupakan akibat dari adanya perlakuan buruk. Melainkan lebih merupakan suatu pilihan yang telah kita lakukan dari waktu ke waktu.

Inilah dunia yang tidak adil, dan tidak ada jaminan bahwa anda akan berhasil bila anda mencobanya. Namun satu hal sudah pasti : Anda tidak akan berhasil bila anda tidak mencobanya.

Pita 10 "Lebih Banyak Disiplin Berarti Lebih Sedikit Kebebasan"

Dalam Proses pendewasaan, kita telah berkali-kali mengalami pengarahan melalui berbagai bentuk disiplin. Sebagai seorang anak kecil anda duduk di bangku yang sudah diatur dalam sebuah deretan dengan bangku-bangku yang lain. Anda tidak diperbolehkan berbicara. Anda harus tetap duduk di situ, kecuali diberi ijin untuk bangkit. Anda harus pulang pada waktu yang tertentu dan tidur pada jam yang tertentu, meskipun mungkin anda belum lelah. Barangkali anda pernah dikenai jenis disiplin yang lain, disiplin militer. Dalam pendidikan dasar, anda dikunci, dilucuti semua identitas pribadi anda dan dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku tertentu.

Dengan pengalaman-pengalaman tersebut sebagai acuan, tidaklah mengherankan bila perkataan "disiplin" mengandung arti yang negatif bagi banyak orang. Walaupun kita mempercayai bahwa hal tersebut akan bermanfaat bagi kita, perasaan kita selalu menghubungkan disiplin dengan kehilangan kebebasan pribadi. Bila kita melangkah mundur dan mengulas disiplin secara obyektif, maka akan menjadi jelaslah bagi kita bahwa kasusnya bukanlah ini. Kebebasan dan disiplin tidak dapat dipertukarkan. Keduanya dapat berada dalam berbagai kombinasi.

Pertimbangkanlah 4 hal berikut ini
  1. Kita dapat memiliki kebebasan yang rendah dengan sedikit disiplin. Contoh dari halini adalah keadaan di daerah perkotaan yang tingkat kejahatannya tinggi, sehingga anda tidak dapat berjalan-jalan di jalan karena takut akan keselamatan anda.
  2. Ada kebebasan yang tinggi dengan disiplin yang rendah. Hidup di sebuah pulau di daerah tropis di mana kehidupan adalah mudah, merupakan contoh untuk hal ini.
  3. Kebebasan yang rendah dengan disiplin yang tinggi dapat terjadi, dan kita paling akrab dengan kombinasi ini. Contohnya adalah penjara dan pemerintahan-pemerintahan yang otokratis.
  4. Akhirnya,terdapat kebebasan yang tinggi dirangkaikan dengan disiplin yang besar. Ini terjadi bila seserang melakukan disiplin diri. Dia menetapkan tujuan-tujuannya sendiri, merumuskan suatu strategi dan melaksanakan perintah pada diri sendiri. Dia memprogram dirinya sendiri untuk memperoleh kepuasan atas kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Dia belajar memanfaatkan waktu dan enerjinya sebaik-baiknya dan sebagai hasilnya, dia bekerja lebih sedikit dan memperoleh lebih banyak.